Selasa, 13 Januari 2009

Ketika Aku Di Interview Radar Bojonegoro

Radar Bojonegoro
[ Rabu, 03 Desember 2008 ]
Susanto, Guru SMAN 3 Bojonegoro Peraih Juara II Penulis Artikel Ilmiah Se-Jatim
Tak Punya Komputer, Tulis Naskah di Kantor dan Rental Susanto, 38, guru SMAN 3 Bojonegoro mengharumkan daerahnya di tingkat Provinsi Jatim. Warga Kelurahan Mojokampung, Kecamatan Kota Bojonegoro, itu berhasil meraih juara II penulis artikel ilmiah yang diselenggarakan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya 26 November lalu.ZAKKI TAMAMI, Bojonegoro -----------Siang kemarin (2/12) di sekitar rumah tembok setengah jadi (belum terlapisi) di Jalan Kyai Mojo, Kelurahan Mojokampung, Bojonegoro, sepi. Hanya beberapa orang yang berlalu lalang di rumah itu. ''Monggo pinarak (silakan duduk, Red),'' kata seseorang yang berpakaian hitam sambil menghampiri wartawan koran ini.Lelaki itu tak lain adalah Susanto. Dia peraih juara II se-Jatim dalam lomba karya ilmiyah yang diselenggarakan Unair Surabaya pada 26 November lalu. Kepada wartawan koran ini Susantokemudian menuturkan perjalannyanya mengikuti lomba itu.Awalnya, beberapa waktu lalu pihak SMAN 3 Bojonegoro mendapat pengumuman untuk mengikuti lomba penulsian artikel dalam rangka Dies Natalis Ke-54 Unair. Peserta dalam lomba ini ada dua kategori. Yakni, kategori siswa dan guru.''Waktunya hanya seminggu, dan saya ikut. Sedangkan siswa SMA 3 (SMAN 3 Bojonegoro, Red) tidak ada yang ikut,'' terangnya. Sedangkan total peserta lomba kategori guru 75 orang.Setelah mengetahui hal itu, Susanto mencari ide-ide untuk penulisan artikelnya. ''Saya dapat ide dari TV,'' ungkapnya.Ide itu kemudian dikembangkan menjadi empat judul yang dia kirim untuk mengikuti lomba. ''Yang meraih juara II berjudul Pendidikan Bermutu di Tengah Moralitas Instan,'' tutur dia sambil menunjukkan naskahnya.Tema itu hasil dari pemikira dia atas fenomena copy-paste dan ijazah instan yang banyak di sebagian masyarakat. ''Itu tidak mencerminkan moralitas yang baik,'' katanya.Dalam naskah tersebut juga dijelaskan tentang pentingnya pakta kejujuran untuk calon mahasiswa, dosen, atau pegawai administrasi.Hakikatnya, terang Susanto, pakta kejujuran merupakan sebuah pernyataan sikap yang harus dilakukan oleh calon mahasiswa, dosen, termasuk pegawai. Sehingga, orang yang akan memanipulasi data (skripsi atau ijazah sekalipun) akan mikir.''Secara teknis penyataan pakta kejujuran bisa dilakukan saat mahasiswa baru masuk perkuliahan. Dengan cara ini paling tidak akan terbentuk pribadi yang berkualitas dan perguruan tinggi steril dari perilaku premanisme atau kejahatan intelektual,'' imbuhnya.Dalam membuat naskah itu Susanto hanya bermodal semangat. ''Karena saya tidak punya mesin ketik, akhirnya saya ngetik di kantor (sekolah) saat waktu kosong,'' ungkapnya.Selain itu, pria yang juga dosen IKIP Bojonegoro ini mengetik naskah di rental-rental. ''Saya temukan ide, saya tulis di kertas terus saya ketik,'' jelasnya.Susanto yang sering menulis opini di media cetak itu berencana membukukan hasil karnyanya. Dia berharap prestasinya itu bisa memotivasi anak didik serta keluarganya. ''Paling tidak bisa memotivasi anak untuk berprestasi,'' harapnya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar