Sabtu, 27 Juni 2009

tugas pak edi dan sarwiji

Untuk menentukan pilihan apakah dalam bahasa Indonesia ada fonem /v/ dan /f/ atau hanya /f/, pertimbangan-pertimbangan berikut layak digunakan. Pertama, dalam bahasa sumber (donor), seperti dalam bahasa Belanda dan bahasa Inggris, ada fonem /v/ dan fonem /f/. Dasar yang dipergunakan tentu saja adalah cirinya yang distingtif. Kedua, dalam bahasa Indonesia ada fon /v/ dan fon /f/. Fon [v] seperti pada kata valuta adalah realisasi fonem /v/, bukan ralisasi fonem /f/. Ketiga, ada fon [f] yang merupakan realisasi fonem /f/ seperti pada kata fiktif dan yang merupakan realisasi fonem /v/ seperti pada kata rival dan vital. Pertimbangan ciri distingtif tampaknya tidak dapat diterapkan karena banyak kata dalam bahasa Indonesia yang mengandung /v/ dengan realisasi [f].
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, cukup beralasan jika diperikan bahwa:
Pertama, bahasa Indonesia terdapat dua fonem konsonan labiodental friaktif, yakni fonem labiodental friaktif bersuara /v/ dan fonem labiodental friaktif tak bersuara /f/ sebagaimana yang dikemukakan oleh Lacdonald dan Dardjowidjojo (1967). Hal yang layak diterima adalah implikasi realisasi fon [v] dan [f] bagi fonem /v/ dalam pelafalan bahasa Indonesia. Preferensi realisasi [v] perlu ditegakkan untuk menciptakan kaidah yang konsisten. Bahwa mayoritas penutur bahasa Indonesia tidak menggunakan fonem /v/, tetapi menggunakan fonem [f] dan [p], sebagaimana yang dikemukakan oleh Macdonald dan Dardjowidjojo (1967:14), dapat disikapi sebagai bukti adanya realisasi fonetis fonem /v/ yang belum ideal.
Kedua, berdasarkan uraian tersebut, perian realisasi fonetis fonem /v/ dan /f/ masing-masing dapat dikemukakan sebagai berikut.
Fonem /v/ direalisasikan dalam dua alternatif fon, yakni fon [v] dan [f]. Realisasi [v] terwujud jika tidak terjadi kenirbersuaraan 9devoicing), sedangkan realisasi [f] terwujud jika terjadi kenirbersuaraan.
Fonem /f/ direalisasikan dalam satu alternatif fon, yakni [f].
Contoh-contoh lain fonem /v/ yang direalisasikan sebagai [v] dan [f] dapat dilihat pada kata- kata berikut.

Realisasi /v/
Valid [valid]
Visa [visa]
Kavaleri [kavaleri[
Revolusi [revolusi]



Realisasi /f/
Evaluasi [efaluasi]
Vakansi [fakansi]
Vital [fital]
Revisi [refisi]

Ketiga, berdasarkan perian tersebut, dapat dikemukakan bahwa ada fon [f] yang merupakan realisasi fonetis fonem /v/ dan ada fon [f] yang merupakan realisasi fonem /f/. Akan tetapi, preferensi perlu dikemukakan, yakni realisasi ideal fonem /v/ adalah [v], bukan [f]. Dalam konteks pembakuan lafal, preferensi tersebut dipandang penting. Realisasi fonem /v/ menjadi [v] adalah realisasi yang baku, sedangkan realisasi fonem /v/ menjadi [p] adalah realisasi tidak baku. Tumpuan harapan realisasi lafal baku tersebut penutur kalangan terpelajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar